Jakarta (Voa-Islam) – Siapa bilang, Syiah tidak punya konsep negara. Dengan konsep imamah, kaum Syiah mendambakan negara yang menurutnya ideal. Jika Kartosuwiryo ingin mendirikan a Negara Islam Indonesia (NII), maka Syiah pun demikian. Republik Islam Iran adalah hasil dari penerapan ajaran Syiah dan konsep imamah itu sendiri. Maka, Syiah pun harus diwaspadai sebagai gerakan makar.
Para ulama terdahulu di dalam buku-buku mereka yang menyatakan, bahwa Syiah pada awalnya adalah kelompok-kelompok menyimpang (firqah) dalam Islam, seperti halnya Khawarij, Mu’tazilah, Qadariyah, Jabariyah dan lain-lainnya.
Yang menarik, bahwa pembicaraan tentang Syi’ah mulai muncul lagi pada masa sekarang, khususnya sejak munculnya Revolusi Iran yang dipimpin oleh Khomeni pada tahun 1979 H, yang pada awalnya disebut-sebut sebagai Revolusi Islam Iran, tetapi ternyata adalah Revolusi Syiah Iran. Banyak dari kalangan Ahlus Sunnah yang terpedaya dengan slogan yang diusung oleh Revolusi ini.
Mereka dari kalangan Ahlus Sunnah banyak yang menggantungkan harapan dari Revolusi ini. Tetapi beriring dengan pergantian hari, ternyata terungkap sedikit demi sedikit maksud dan tujuan utama revolusi ini, yaitu menguasai dunia dengan menyebarkan ajaran Syiah Imamiyah.
Di dalam ajaran Syiah Imamiyah disebutkan bahwa Imam Mahdi (Imam Ke-12) akan muncul di akhir zaman dengan tugas sebagai berikut : Membawa Syariat Baru, yaitu Syariat Nabi Daud dan Sulaiman as, sebagaimana yang disebutkan oleh Al Kulaini dalam “Al Kafi”, Membawa al Qur’an baru yaitu Mushaf Fatimah, Merobohkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Membunuh Nawashib (Anti Syiah) yang selama ini menentang aqidah mereka, kecuali yang ikut mereka.
Selanjutnya, membongkar kuburan Abu Bakar dan Umar bin Khathab, kemudian dibakarnya dan dihambur-hamburkan abunya. Artinya mereka akan menyerang negara-negara Arab yang ada disekitarnya. Saat ini, mereka telah merebut Iraq dengan membonceng pasukan Amerika Serikat. Sesuatu yang pernah dilakukan oleh Al Alqami dan Nashiruddin Ath Thusi yang memprovokasi Pasukan Tatar untuk membantai kaum muslimin yang ada di Baghdad, dan sejarah itupun terulang kembali. Membalas dendam bangsa Arab,
Di dalam ad-Dustur al- Islami Negara Iran, Revolusi Iran bertanggung jawab untuk membantu orang-orang tertindas menghadapi para penguasa di negaranya masing-masing, sehingga memudahkan untuk membangun sebuah umat internasional yang bersatu di bawah satu kepemimpinan, inilah yang disebut oleh banyak pengamat dengan istilah “Tasdir Tsaurah “ (Pengiriman Revolusi).
Al hasil, Khomeni berhasil mendirikan sebuah negara dengan seluruh kekuatannya, maka keyakinan yang selama ini dipegang teguh oleh ulama-ulama pendahulu mereka menjadi luntur. Sehingga kita dapatkan ulama-ulama kontemporer Syiah mulai mendukung konsep Wilayatul Faqih Khomeni tersebut. Bagi mereka yang menyelisihinya akan dikucilkan, bahkan kalau perlu dibunuh.
Yang menguatkan adanya hubungan erat antara gerakan politik syiah dengan aqidah mereka adalah para imam 12 yang mereka yakini setelah Ali, Hasan dan Husain semuanya adalah keturunan Husain. Pertanyaannya adalah kenapa harus keturunan Husain? Kenapa orang-orang Syiah cintanya kepada Husain jauh berlebihan jika dibandingkan dengan cinta mereka kepada Hasan? Bahkan Hasan tidak disebut-sebut dalam buku-buku mereka kecuali sangat sedikit sekali? Setelah ditelusuri ternyata istri dari Husain adalah seorang putri istana kerajaan Persia yang bernama Syahrubanu, yang merupakan putri raja Persia terakhir yang bernama Yazdajrid, disinilah terjadi pertemuan darah al Hasyimiyah dan darah as Sataniyah.
Konsep Imamah
Konsep Imamah adalah doktrin syiah yang paling mendasar. Sebuah doktrin yang sudah merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Mungkin saja, seorang syiah menutupi-nutupi ajaran lainnya dengan konsep “Taqiyah.”Tetapi dalam masalah Imamah ini, seperti mereka tidak bisa bertaqiyah.
Di dalam konsep Imamah ini didapatkan poin-poin sebagai berikut : Imamah merupakan jabatan Ilahi, sehingga mereka mengklaim, yang memilih para imam-imam mereka adalah Allah swt secara langsung melalui nash; Wilayah (Kepimpinan) merupakan rukun Islam yang kelima; Para Imam yang berjumlah 12 orang mempunyai kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat yang paling dekat dengan Allah, maupun oleh nabi yang diutus; Para imam mereka lebih utama dari ulul azmi dari kalangan nabi.
Kemudian, yang mengingkari salah satu Imam sama dengan mengingkari kenabian, artinya telah kafir dan sesat serta masuk dalam neraka selama-lamanya. Dengan alasan seperti ini mereka mengkafirkan seluruh sahabat kecuali tiga orang yaitu Miqdad, Salman dan Abu Dzar, bahkan mereka mengkafirkan seluruh kaum muslimin non syiah, serta menghalalkan darah mereka; Imam mereka mengetahui kapan mereka mati, dan mereka tidak akan mati kecuali dengan mereka; Bagi Syiah, para Imam adalah maksum (terjaga) dari berbuat salah dan dosa, baik yang kecil maupun yang besar, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Di dalam konsep Imamah inilah kekuasaan akan bisa diraih, semua pengikutnya diwajibkan untuk mentaati imam-imam mereka yang maksum dan tidak pernah berbuat salah, apalagi mereka diangkat langsung oleh Allah swt dengan melalui nash dan wasiat dari Rasulullah saw.
Dengan diterapkannya konsep Imamah ini dalam tataran politik, akan membentuk kekuatan yang luar biasa, karena akan didukung oleh para pengikutnya yang sangat fanatik dan rela mengorbankan apa saja demi tercapai tujuan-tujuan yang telah diletakkan oleh para Imam mereka. Revolusi Iran merupakan contoh nyata dari penerapan konsep Imamah tersebut.
Bukan tidak mungkin, kelak NKRI akan dijadikan Negara Syiah Indonesia. (Desastian/dbs)
Kutipan :
VOA
Kamis, 05 Jan 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar