JAKARTA - Sejumlah pihak menuding fatwa MUI Jawa Timur menjadi pemicu terjadinya konflik terhadap aliran sesat Syiah di Sampang.
Ormas
Syiah, Ahlul Bait Indonesia (Syiah) misalnya, menuntut fatwa kesesatan
Syiah dari MUI Jatim dicabut lantaran dianggap memelihara konflik.
Hal senada juga diungkapkan pengamat sosial politik, Bambang Budiono yang menyatakan fatwa MUI Jatim sebagai pemicu konflik.
Menanggapi
tudingan tersebut, Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdusshomad Buchori dengan
tegas membantahnya. Menurutnya fatwa kesesatan Syiah yang dikeluarkan
MUI Jatim justru menyelamatkan bangsa Indonesia.
“Tidak benar, fatwa MUI
itu justru menyelamatkan Indonesia, menyelamatkan ‘aqidah dan syari’ah,
karena Indonesia dihuni orang Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah). Sampang
sebelum ada Tajul itu aman-aman saja, ketika ada Tajul tentu ada reaksi
karena ajarannya beda,” ungkapnya saat dihubungi voa-islam.com, Kamis
(30/8/2012).
Ia juga menegaskan bahwa menuding fatwa MUI Jatim sebagai pemicu konflik adalah fitnah. “Jadi fitnah itu semua, orang yang ngomong begitu suruh datang ke MUI!” tegasnya.
Akar
masalah terjadinya konflik antara umat Islam dan aliran sesat Syiah di
Sampang, Madura menurut KH. Abdusshomad Buchori disebabkan oleh Syiah
itu sendiri yang merusak masyarakat.
“Karena
dia itu salah di tengah-tengah masyarakat, bikin masalah lalu dimusuhi
orang. Jadi sebenarnya kekerasan itu karena ada pancingan yang merusak
terhadap kultur dan kondisi masyarakat. Jadi orang ngomong seperti tadi
itu tidak mengerti tentang ilmu kemasyarakatan, tidak mengerti agama,
tidak mengerti perkembangan dalam tatanan masyarakat,” jelasnya.
source
voaislam/ahad,02sep2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar