Laman

Rabu, 30 Mei 2012

Habib Rizieq Syihab: Jangan Benturkan Dakwah, Hisbah dan Jihad

DEPOK  – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menegaskan, medan juang Islam terdiri dari tiga bagian, yakni: Dakwah, Hisbah, dan Jihad. Ketiga medan juang ini hendaknya jangan dibenturkan. Ktiga medan ini wajib disinergikan. Jangan mimpi meraih kejayaan Islam, jika diantara kita meninggalkan satu medan juang tanpa alasan yang jelas.

“Setiap medan memiliki ciri khas dan perannya masing-masing. Dalam pelaksanaannya, aktivis dakwah harus menggeluti medan juang yang menjadi pilihannya, sesuai kapasitas keilmuan dan kemampuan yang dimiliki,” kata Habib Rizieq dalam tausyiahnya di Balai Kota Depok, Sabtu (26/5) saat memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw, yang disertai dengan pengukuhan pengurus DPW dan DPC FPI se-Kota Depok.

Lebih jauh, Habib Rizieq menguraikan satu per satu medan juang umat Islam yang harus dijalani. Khusus medang juang di bidang dakwah, seorang aktivis dakwah yang mengajak untuk suatu kebaikan, harus berperilaku ramah, sopan, lemah lembut, arif dan bijak, serta menjadi suri tauladan. Setiap aktivis yang menggeluti dakwah, tidak boleh bengis, garang, dan kasar. Jika bengis, tentu orang yang akan diajak menuju kebaikan akan lari meninggalkan pendakwah.

“Al Qur’an telah memberi panduan bagaimana cara berdakwah kepada ahli kitab. Seorang yang memilih medan juang dakwah, selain memiliki ilmu yang bermanfaat, juga harus sesuai antara ucapan dan perbuatan. Jika suatu kaum menantang untuk berdialog, maka debatlah dengan cara yang baik. Contoh akhlak Nabi. Jika dengan orang kafir saja diajarkan untuk berdialog secara baik, apalagi dengan sesama Muslim,” ungkap Habib.

Medan Juang Hisbah
Adapun medang juang Hisbah adalah upaya menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Menurut Habib Rizieq, amar ma’ruf itu berbentuk seruan dan instruksi yang tegas kepada masyarakat untuk berbuat kebaikan. Nabi Saw ketika menyampaikan amar ma’ruf bak komando pasukan tempur, suaranya lantang dan matanya sampai terlihat memerah.

“Mengajak anak shalat, mentradisikan mematikan televisi saat Maghrib, melarang untuk merokok adalah bentuk amar maruf. Karena itu orang tua harus memberi teladan,” jelas Habib.

Jika medang juang dakwah dituntut untuk bersikap lembut, amar ma’ruf  bersikap tegas, sedangkan nahi mungkar lebih tegas lagi. Dulu, Nabi Saw pernah memecahkan gentong-gentong miras, meninju orang mabuk di pasar karena meresahkan warga di sekitarnya, termasuk memerintahkan untuk membakar masjid dhiror. 

“Masjid yang dibangun untuk memecah belah kaum muslimin saja dibakar, apalagi tempat kemaksiatan yang lain. Jika Nabi hidup di masa kini, bukan tidak mungkin, sarang judi, tempat pelacuran, pabrik miras, dan tempat kemaksiatan akan diperintahkan untuk dibakar. Dalam konteks sekarang, aparat pemerintahlah yang harus tegas menutup (segel) tempat maksiat seperti itu,” ungkap Habib.

FPI, kata Habib, bukan untuk mengambil atau mendahului wewenang pemerintah dan aparat kepolisian, tapi mendorong pemerintah untuk menegakkan hisbah (amar maruf nahi mungkar). Sebagai umat Islam, dalam menyikapi kemungkaran hendaknya jangan menjadi penonton, tapi ambil bagian untuk itu.

Habib Rizieq memberi apresiasi kepada Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Kapolda, MUI, PPP, PKS, dan PAN yang tidak memberi rekomendasi izin digelarnya konser Lady Gaga. Namun, Habib kecewa dengan ucapan Menko Polhukam yang mengatakan, yang mau nonton Lady Gaga silahkan, yang tidak mau nonton juga silahkan.

Kritik Menko Polhukam
Habib mengkritik statemen Menko Polhukam yang melontarkan kata “Alay”, Emang Gue Pikirin (EGP) saat menyikapi ormas Islam yang menolak Lady Gaga. Ucapan Menteri seperti itu sama saja mengatakan, yang mau berzina silahkan, yang tidak mau berzina juga silahkan.

“Inilah Menteri Germo! Seharusnya Menteri Polhukam bersikap tegas. Sebagai pejabat, tidak pantas mengeluarkan kata-kata seperti itu. Ini menunjukkan Menteri Polhukam tidak mendengar aspirasi masyarakat, pejabat yang rendah intelektual, dan pejabat yang rendah moral karena melindungi kemungkaran. Semoga Allah mencopot Menteri Polhukam,” ketus Habib.

Habib juga kecewa dengan statemen Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj yang mengatakan, “Sejuta Lady Gaga tidak akan mengubah iman warga NU.” 

Habib mengaku mendapat telepon dari sejumlah kiai NU di beberapa daerah,  salah satunya NU Jawa Timur. Kiai NU  yang protes itu menegaskan, ucapan KH. Said Aqil Siradj bukan representatif  NU. Justru NU tidak ridho dengan kemaksiatan. Itu ucapan ngawur dari seorang Said Aqil.

“Perlu Said Aqil Siradj ketahui, makhluk yang tidak bisa digoda adalah malaikat. Sedangkan Nabi Adam as saja terbujuk rayuan Iblis memakan buah khuldi, sehingga terusir dari Surga. Apalagi warga NU. Dan warga NU bukan malaikat yang tidak bisa digoda. Jika ada kiai yg mendukung Lady Gaga, maka sebut saja Kiai Gaga,” sindir Habib logis.

Seorang Setan Lady Gaga, tidak bisa dipercaya ketika promotor akan meminta penyanyi asal AS itu untuk memakai busana yang sesuai dengan budaya Indonesia. “Lady Gaga pake kebaya? Nggak sekalian nyanyi qosidahan. Siapa yang bisa menjamin Gaga tidak melempar BH dan celana dalamnya,” kata Habib disambut tawa para hadirin. 

Habib Rizieq mengaku siap bertanggungjawab dunia-akhirat untuk mengambil tindakan dengan caranya sendiri, jika konser Lady Gaga akan digelar.

 “Saya tidak peduli dengan tuduhan provokator. Silahkan tangkap saya. Demi Allah, lebih baik dipenjara, daripada membiarkan mereka merusak moral anak bangsa,” ujar Habib mengajak pemuda Islam untuk berjihad memerangi kemungkaran. 



Kutipan :
Desastian / VoA-Islam

Selasa, 29 May 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar