Laman

Sabtu, 15 September 2012

FORPIJA Bantah Tuduhan Tabligh Akbar Untuk Memecah Belah Bangsa

JAKARTA  – Menjelang digelarnya Tabligh Akbar ”Mengokohkan Ahlussunnah Wal Jamaah di Indonesia” di Masjid Al-Furqon, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, beredar isu, acara tersebut, merupakan ajang kampanye provokasi, agitasi (menghasut) dan kebencian atas warga negara Indonesia, khususnya penganut ajaran Syiah.

Atas tuduhan tersebut, Forpija membantah acara yang digelar sebagai ajang provokasi. “Kami ingin menyikapi, tudingan dan isu yang beredar berkenaan dengan rencana Tabligh akbar ini. Lebih dari itu, tudingan yang beredar menyatakan bahwasanya pembicara yang kami undang, merupakan provokator yang kerap menyebarkan kebencian atas ajaran Syiah.”

Forpija menegaskan, niat mereka  menyelenggarakan tabligh akbar tersebut bukan untuk memecah belah bangsa. Justru, acara tersebut bertujuan untuk menyelamatkan bangsa ini dari perpecahan. Berikut alasan Forpija menggelar Tabligh Akbar bertema Mengokohkan Ahlussunnah Wal Jamaah di Indonesia”:

Pertama, terbentuknya Indonesia sebagai bangsa yang besar, tidak lepas dari kontribusi kaum Muslimin bermanhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sebagai agama yang mayoritas di negara ini. Baik kontribusi dalam perjuangan memerdekakan bangsa,  juga berkontribusi dalam membangun kehidupan bangsa yang penuh kerukunan ini.
“Oleh karena itu, kami merasa berkepentingan untuk mengokohkan dan memperkuat bangunan keberagamaan umat Islam bermanhaj Ahlus Sunnah ini. Kami berpendapat pengokohan tersebut akan mempertahankan sisi positif kontribusi yang sudah diberikan kaum Muslimin selama ini.”

Kedua, kami menilai bahwa membangun kerukunan dan keharmonisan beragama dan berbangsa tidak mungkin dapat diwujudkan tanpa kita menangani faktor-faktor yang mengganggu kerukunan itu sendiri.
“Salah satu faktor yang menurut kami mengganggu kerukunan hidup berbangsa dan beragama di Indonesia adalah ajaran dan gerakan Syiah yang bertentangan dengan ajaran Islam yang dianut mayoritas bangsa ini, baik dari sisi pokok ajaran atau aqidah maupun dari sisi ibadah dan juga bertentangan dengan prinsip kebangsaan.  Untuk itulah, dalam rangka memberikan pemahaman keislaman yang benar kepada kaum Muslimin, kami perlu menjelaskan apa, siapa, dan bagaimana ajaran Syiah yang menyesatkan ini,” ungkap Forpija.

Dalam upaya memahami kesesatan Syiah dan bahayanya bagi kerukunan beragama dan berbangsa, Forpija menganggap perlu mengungkap fakta sebenarnya dari “tragedi Sampang” yang selama ini ditutup-tutupi oleh media umum. ”Kami ingin masyarakat tahu apa akar persoalan kasus Sampang ini dengan menghadirkan ulama-ulama yang berkaitan langsung dengan kasus tersebut.”

Seperti diketahui, sudah sejak lama para pengikut Syiah di Indonesia melakukan penghinaan secara terang-terangan kepada para Sahabat Nabi dan Istri Nabi Muhammad SAW. Mereka juga melakukan aktivitas kemiliteran dengan merekrut laskar untuk dikirim ke Suriah guna membela rezim Bashar al Assad.
Mereka juga mengajarkan pernikahan mut’ah yang bertentangan dengan syariat Islam. Bahkan mereka tak sungkan menuduh para ulama Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) sebagai agen Zionis dan Komunis.

Data-data provokasi mereka inilah yang ingin kami sampaikan dalam acara tersebut, termasuk kitab-kitab pegangan para pengikut Syiah yang amat bertentangan dengan Islam.  Semua ini kami lakukan semata untuk menyelamatkan aqidah kaum Muslim dari gerakan penyesatan.

Forpija menegaskan bahwa mereka mencintai negeri ini.  “Kami tak ingin negeri ini kacau hanya gara-gara provokasi kaum Syiah kepada kaum Muslim yang mendominasi negeri ini. Kami ingin negeri ini damai. Dan, kami yakin, negeri ini akan damai bila para pengikut Syiah menyadari kekeliruannya dan kembali kepada ajaran Islam yang haq.

source
voaislam/sabtu,15sep2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar