Laman

Senin, 24 September 2012

Mustofa: Usulan Kurikulum Anti-Terorisme Lazuardi Birru Memalukan

JAKARTA  –  Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya menyatakan bahwa usulan LSM Lazuardi Birru agar pelajaran anti terorisme masuk dalam kurikulum sekolah sangat tidak lazim.

Mustofa mengungkapkan, jika Lazuardi Birru yang merupakan LSM binaan BNPT itu terlalu membesa-besarkan masalah terorisme lewat usulan tersebut. “Lazuardi Birru itu kan LSM binaan BNPT, kalau mereka mengusulkan itu wajar saja. Tapi bagi mayoritas umat Islam tentu itu tidak wajar karena terorisme itu permasalah kecil tapi bagi mereka dibesar-besarkan,” tuturnya saat dihubungi voa-islam.com, Senin (24/9/2012).
...Jadi Lazuardi Birru itu menjadi kaki tangan BNPT supaya seolah-olah ia berperan di tengah masyarakat di bidang pendidikan dan di bidang penelitian.
Lebih lanjut, Lazuardi Birru menjadi kaki tangan BNPT agar seolah LSM ini memiliki peran di tengah masyarakat.
“Jadi Lazuardi Birru itu menjadi kaki tangan BNPT supaya seolah-olah ia berperan di tengah masyarakat di bidang pendidikan dan di bidang penelitian. Dengan demikian masyarakat dipaksa untuk mengakui bahwa itu adalah usulan yang legal,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa usulan memasukkan pelajaran anti terorisme ke dalam kurikulum amat memalukan.
“Bagi saya ini sangat tidak lazim dan sangat memalukan. Kalau Lazuardi Birru ingin cari uang silahkan kelola keluarga terorisme, tapi jangan libatkan pelajar, NU, Muhammadiyah, MUI,” ucapnya.
Bagi saya ini sangat tidak lazim dan sangat memalukan. Kalau Lazuardi Birru ingin cari uang silahkan kelola keluarga terorisme, tapi jangan libatkan pelajar, NU, Muhammadiyah, MUI
Menurutnya, memang sejumlah ormas Islam telah menandatangani MoU dengan BNPT namun hal itu tak lebih dari sekedar penghormatan saja, sebab ormas-ormas Islam tersebut tahu jika pola kerja BNPT tidak sehat.
“Memang mereka sudah membuat MoU, tapi saya kira itu hanya bentuk penghormatan saja kepada BNPT dari ormas-ormas Islam itu, tapi pada dasarnya mereka tahu bahwa kerjaan BNPT ini tidak sehat dengan mencoba melibatkan lini masyarakat termasuk lewat LSM Lazuardi Birru untuk membuat opini bahwa ini tanggung jawab semua umat, semua bangsa, semua manusia yang ada di Indonesia ini, itulah yang disebut dengan memaksakan diri mencoba melibatkan seluruh masyarakat untuk memberantas terorisme padahal itu bukan tugas masyarakat Indonesia sebab itu persoalan kecil,” jelasnya.
 
Seperti diberitakan, dalam acara 'Birru Youth Training: Inspiring Future Leader for Peace' yang diselenggarakan LSM Lazuardi Birru dan dihadiri mantan terpidana teroris Nasir Abbas pada hari Ahad (23/9/2012), diusulkan agar pelajaran anti-terorisme dimasukkan dalam kurikulum di sekolah. Bahkan menurut Nasir Abbas cara yang efektif untuk memerangi terorisme adalah dengan memberikan pelatihan kepada anak-anak SMU.

source
voaislam/senin,24sep2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar