Laman

Minggu, 28 Oktober 2012

Aparat kewalahan di Poso, BNPT beralasan faktor alam


JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT) Arsyad Mbai mengatakan salah satu kendala dalam penanganan yang dia sebut sebagai aksi teror di Poso adalah bentangan alam yang terdiri atas pegunungan dan hutan.

Faktor alam mempersulit gerak aparat keamanan termasuk dalam mengejar buronan aksi-aksi kekerasan yang terjadi sehingga diharapkan semua pihak termasuk masyarakat bisa saling bekerja sama dalam menghadapi kasus kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi, katanya di sela-sela konferensi internasional pencegahan aksi teror dan kontra radikalisasi, di Jakarta, Rabu (24/10) seperti dilansir Antara.

"Karena ada hambatan fisik secara geografis, Poso itu geografisnya gunung hutan lebat," tukas dia.
Ia mengatakan beberapa buronan yang dia sebut sebagai teroris seperti Santoso diyakini masih beroperasi di wilayah itu dan aparat keamanan masih melakukan pengejaran. Meski aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan mengenai sejumlah aksi kekerasan yang terjadi di wilayah itu, termasuk pembunuhan terhadap dua orang petugas kepolisian.

Namun Arsyad mengatakan dari sisi intelijen ia melihat ada hubungan antara rangkaian kejadian kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut akhir-akhir ini.
Ansyaad memaparkan metode yang digunakan pelaku kekerasan di Poso adalah memancing agar konflik yang pernah terjadi di wilayah itu bisa kembali terjadi melalui upaya memanaskan situasi termasuk dengan adanya pembakaran gereja dan sejumlah aksi kekerasan lainnya.

Ia memberikan apresiasi pada masyarakat di Poso yang sudah mengetahui upaya-upaya itu dan tidak terpancing ke dalam skenario pelaku kekerasan itu.
Meski demikian ia terus mengajak semua pihak untuk terus bersama-sama mencegah upaya aksi kekerasan dan aksi terorisme, menolak ideologi radikal dan juga bekerja sama dengan aparat keamanan sehingga mempersempit ruang gerak pelaku aksi kekerasan itu.

Ia juga menggarisbawahi masih lemahnya pengawasan jalur-jalur penyelundupan senjata seperti di kawasan Sangihe Talaud dan juga Nunukan dan mengharapkan pengawasan terus menerus terhadap jalur tradisional penyelundupan senjata itu dapat ditingkatkan melalui kerjasama semua pihak. 

source
arrahmah/Rabu, 24 Oktober 2012 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar