Laman

Kamis, 29 Maret 2012

MIUMI Bongkar Habis Paham Sesat Syiah di Kantor MUI Pusat

JAKARTA  – Dalam pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Selasa (27/3) kemarin, MIUMI menyerahkan kumpulan dokumen bukti-bukti kesesatan Syiah yang berjudul “Syiah Memecah Belah, Mencerca Sahabat dan Mencaci Istri Nabi: Himpunan Fatwa dan pernyataan Ulama Indonesia.”

Delegasi dari MIUMI, Ustadz Farid Ahmad Okbah di dihadapan sejumlah petinggi MUI, menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan Syiah di Indonesia dan kesesatan ajarannya. Dalam dokumen yang diserahkan ke MUI itu juga terdapat kumpulan fatwa-fatwa ulama Ahlus Sunnah, seperti Fatwa MUI Jawa Timur. Pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari, Habib Salim bin Jindan dan sebagainya.

“Melihat awal perkembangan Syiah di Indonesia, pertama kali muncul dari Bangil, Madura, Jawa Timur.  Saya sendiri orang Bangil. Kita mengetahui, dalam menyebarkan paham Syiah di Indonesia, para penggeraknya berdalih menggalang persaudaran diantara umat Islam, namun didalamnya mengandung visi-misi Syiah. Jika dulu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, kini mulai terang-terangan, contohnya seperti YAPI di Jawa Timur yang dikenal sebagai pusat dakwah dan kaderisasi Syiah,” ujar Ustadz Farid menjelaskan.  

Tak dipungkiri, untuk menciptakan kader ulama Syiah, mereke mengutus kadernya untuk belajar ke Syiria, Irak dan Iran, termasuk ke Bangil, Jawa Timur. Ketahuilah, suara ukhuwah Islamiyah adalah kaum Syiah untuk menggalang dukungan dari umat Islam Ahli Sunnah. Sebagai contoh,  tulisan Haidar Bagir di harian Republika yang berjudul “Menuju Persatuan umat”. Tulisan Haidar Bagir pun mendapat tanggapan dari Fahmi Salim dan Prof Baharun di harian yang sama. Dengan licik, Haidar Bagir memasang iklan Yayasan Muslim Islam Bersatu sebagai bentuk propaganda terselubung.

Menurut Ustadz Farid, perkembangah Syiah di Indonesia telah dikukuhkan oleh oleh Gus Dur pada tahun 2000 dengan berdirinya IJABI (Ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia). Kata Gus Dur, Syiah itu seperti wanita hamil, yang kini telah lahir sebagai ormas resmi kaum Syiah.

Kemudian tahun 2011, pemerintahan SBY juga mengakui keberadaan ABI (Ahlu Bait Indonesia), dimana Departemen Dalam negeri telah menerima ABI sebagai ormas baru kaum Syiah. Kini, sudah ada dua ormas Syiah: IJABI dan ABI. Meski keduanya, dikabarkan, telah berseberangan pendapat.

Lebih lanjut, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengatakan, Syiah memiliki masalah, dari sisi ajaran dan landasan pokok yang menyimpang. Ustadz Farid lalu menunjukkan beberapa buah buku dan kitab yang ditulis oleh ulama Syiah itu sendiri. Kitab-kitab itu jelas-jelas berisi kecaman terhadap sahabat dan istri Nabi Saw. Kitab-kitab itulah yang juga menjadi rujukan pengikut Syiah di Indonesia.  Diantara buku itu, ada pernyataan ulama Syiah (Tadzkiri), agar kaum Syiah  jangan melakukan Syiahisasi di Indonesia, tapi itu dilanggar oleh pengikutnya.

“Syiah itu ada dua arus besar, yakni: Al-Akhbariyun (ekstrimis Syiah di Bahrain) dan Ushuliyyun (di Iran, Irak, Indonesia). Kini gerakan Syiah di Indonesia telah menyebarkan ajarannya lewat buku yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesa. Saat Pameran Islamic Book Fair (IBF) lalu, diperkirakan ada 800 judul buku lebih, buku-buku Syiah yang beredar di tengah masyarakat. Ini menunjukkan, telah terjadi gerakan Syiah yang luar biasa.

Bahaya Syiah
Yang mencemaskan Ustadz Farid adalah ternyata gerakan Syiah bukan hanya sebatas pemikiran atau lewat buku, tapi telah menggunakan media-media pemerintah. Di Bandung, pernah diadakan bedah Syiah, dimana Prof  Mohammad Baharun menjadi narasumbernya. Ketika itu, panitia yang menyelenggarakan bedah Syiah sempat mendapat tekanan dari polisi atas permintaan dari IJABI yang ingin cara tersebut dibubarkan. Yang jelas, hal sepert ini terjadi di banyak tempat.

“Padahal kita ingin membentengi akidah umat Islam dari pengaruh buruk Syiah, tapi mereka melakukan intervensi yang luar biasa,” tandasnya.

Kita bisa lihat Peristiwa Sampang di Jawa Timur, ketika masyarakat awam sampai membakar pusat Syiah yang didirikan Tajul Muluk. Kini, aparat setempat telah menjadikan Tajul Muluk sebagai tersangka, meski ia meminta penangguhan tahanan. Aparat daerah di Jatim sudah menyadarai, bahwa sumber masalah justru ada di pihak Syiah,.“Tapi oleh Syiah sendiri diplintir beritanya, seolah Ahli Sunnah itu represif dan jahat.”

Hal yang harus diwaspadai, kata Ustadz Farid, kini mulai banyak anak muda Indonesia yang dicuci otaknya oleh pemahaman Syiah.  Bayangkan, sudah ratusan yayasan  Syiah ada di negeri ini, bahkan mereka membentuk lembaga advokasi, (LBH Universaliyah). Ini menunjukkan Syiah sudah menggurita. “Karena itu, kita harus melakukan langkah kongkrit. Mengingat gerakan Syiah di daerah semakin masif, yang dilakukan oleh gerakan Syiah yang militan dan terdidik.Ini menjadi tantangan dakwah kita semua."

Melalui pertemuan MIUMI dengan MUI ini, diharapkan menjadi titik awal persatuan Ahlus Sunnah Indonesia dalam menghadapi gerakan Syiah. Sadarilah, yang menjadi korbannya  adalah warga NU dan Muhammadiyah. Bukan kita yang agresif, tapi Syiah yang agresif.

Corong DMI Dimanfaatkan Syiah
Farid Ahmad Okbah juga menyesalkan, DMI yang jelas-jelas Sunni, telah kecolongan dan kesusupan gerakan Syiah. Melihat media internal DMI Tabloid Jumat dalam beberapa edisi, penyusup Syiah itu jelas-jelas menjadikan Tabloid Jumat sebagai corong Syiah.

“Corong Ahlus Sunnah Wal Jamaah pun dijadikan Corong Syiah atas nama ukhuwah. Bahkan ada oknum DMI yang bekerjasama IJABI dengan membentuk Muhsin, dimana Jalaluddin Rahmat sebagai perintisnya. Padahal, Ketua Umum DMI menyatakan penolakannya terhadap Syiah,” kata Ustadz Farid.

Gerakan Syiah juga menggalang kekuatan Ahlu Sunnah di Masjid Sunni al Azhar Kalimalang, dengan cara  membagikan buletin Jum’atan. “Kita harus beraksi, mereka sudah sangat kurang ajar, menggunakan argumentrasi Ahlu Sunnah untuk membenarkan Syiah, padahal mereka tidak yakin dengan Sunnah. Kalau ingin merumuskan Syiah, silahkan menggunnakan kitab-kitab Syiah, jangan gunakan atau mengacak-acak sumber Ahlu Sunnah untuk membenarkan Syiah, ini menyesatkan orang di internet dan media, sangat tidak fair.”

MIUMI mengetahui,  tanggal 20 Februari 2011 lalu, MUI Pusat kedatangan tamu dari Iran. “Saya diundang oleh pengurus MUI. Saat itu saya tunjukkan data, bahwa ulama sunni di Iran di penjara dan ditekan. Bahkan, ada penghancuran masjid Sunni di Mashad oleh Pemerintah Iran.

Farid sangat menyesalkan setiap ulama Sunni yang membela Sunni akan dituduh pemecah belah umat, wahabi dan agen zionis.Termasuk dirinya yang difitnah pemecah belah umat dan agen zionis. Seorang Sunni Yusuf Qaradahwi yang mendambakan ukhuwah Islamiyah, kini mulai kecewa dengan Syiah. “Bahkan MIUMI terkena getahnya. MIUMI dikatakan sesat menyesatkan oleh sebuah blog milik Syiah.”

MIUMI sangat mendukung Fatwa MUI Jatim yang telah mengeluarkan fatwa sesat Syiah. Dan MIUMI juga mendorong MUI Pusat untuk mengeluarkan fatwa sesat Syiah seperti halnya Fatwa MUI Jatim. “Kita tidak ingin Indonesia seperti yang terjadi di Yaman, Bahrain, Pakistam, Irak, Syiria, dimana Syiah akan melakukan makar yang luar biasa.”  

Kutipan :
Desastian / VoA-Islam
Rabu, 28 Mar 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar