JAKARTA – Dalam sebuah diskusi publik “Menyongsong Generasi Gemilang Bersama Cahaya Al Qur’an” di Masjid Al Ikhlas, Jl. Ragunan No. 11, Jatipadang, Jakarta Selatan, belum lama ini, Ahad (8/4), sejumlah narasumber seperti Ustadz Rahmat Abdurrahman LC (Wakil Ketua LPPI Indonesia Timur), Dr. H. Daud Rasyid, MA (Pakar Pemikiran Islam), dan KH. A. Cholil Ridwan, Lc (Ketua MUI Pusat), membongkar habis tentang kesesatan Syiah. Juga hadir Dr. KH. Mushlih Abdul Karim, MA (Pakar Tafsir) dalam diskusi tersebut.
Dalam session pertama, Ustadz Rahmat Abdurrahman, Lc, MA (wakil ketua LPPI wilayah Indonesia Timur) mempreteli seluk beluk kesesatan Syiah. Dikatakannya, Presiden Iran Rafsanjani (sekarang sudah mantan digantikan oleh Ahmadinejad) pernah dalam suatu waktu melakukan ziarah ke masjid Nabawi, sewaktu memasuki kuburan nabi Muhammad dan setelah mengucapkan shalawat kepadanya, Rafsanjani mulai mencaci-maki dua orang sahabat mulia Nabi, yaitu Abu Bakar dan Umar yang makamnya juga terletak di dekat makam Nabi Muhammad," kata ustadz Rahmat.
Peristiwa tersebut membuat heboh Saudi, yang insiden itu terjadi ketika beliau masih menjadi mahasiswa di Universitas Islam Madinah.
Dan tidak berapa lama setelah insiden penghinaan itu, dalam khutbah Jumat di Masjid Nabawi, mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah, Imam Masjid Nabawi Syaikh Ali Huzhaifi menyampaikan khutbah dengan tema kesesatan Syiah. Dengan berapi-api beliau memaparkan betapa sesatnya Syiah di hadapan ribuan jamaah shalat Jumat, papar ustadz Rahmat kepada peserta seminar.
Menariknya, menurut penjelasan ustadz Rahmat, biasanya rekaman isi khutbah bisa didapat oleh para jamaah setelah shalat dengan membeli kaset hasil rekaman atau mengkopi rekaman yang telah disiapkan panitia, namun pada Jumat itu jamaah sama sekali tidak bisa mendapatkannya. Panitia sama sekali tidak menyediakan rekaman khutbah Jumat, bahkan menurut beliau, dia dan rekan-rekannya berkeliling Madinah untuk mencari rekaman itu, karena isi khutbah Syaikh Huzhaifi lain daripada yang lain.
Namun tidak sebatas itu kehebohan dari insiden penghinaan Hashemi Rafsanjani kepada sahabat Nabi. Buntut dari "pembalasan" Syaikh Ali Huzhaifi dengan berkhutbah tentang kesesatan Syiah di masjid Nabawi menyusul adanya insiden penghinaan Rasfanjani kepada sahabat nabi, Syaikh Huzhaifi dicopot dari jabatannya sebagai imam resmi masjid oleh kerajaan Saudi, meski akhirnya jabatan beliau dipulihkan kembali. Kemungkinan besar pencopotan beliau karena khutbah Jumat beliau tentang kesesatan Syiah dianggap bisa memanaskan hubungan Saudi-Iran.
Hashemi Rasfanjani sendiri bukan sosok baru dalam urusan menghina dan mencela sahabat Nabi, sama seperti tokoh-tokoh Syiah rafidhah lainnya. Dalam sebuah dialog di saluran televisi Al-jazeera, Rasfanjani pernah berdebat sengit dengan Syaikh Yusuf Qaradhawi. Ketika itu Rafsanjani dengan bangganya menghina sahabat Nabi Saw, tapi dijawab Syaikh Qaradhawi dengan memuliakan para sahabat Nabi Saw.
Session Kedua
Dalam session kedua, Ketua MUI Pusat KH. Cholil Ridwan mengungkapkan ihwal bagaimana sosok pembela Syiah bisa masuk dalam jajaran pengurus MUI Pusat – dikarenkan sering membela Syiah dalam setiap pernyataannya. Misalnya kerap mengatakan, bahwa Syiah sama dengan kaum Muslimin kebanyakan dan tidak sesat.
Kyai Cholil mengakui, Umar Shihab memang sering secara terang-terangan membela Syiah di dalam forum-forum internal MUI. "Saya sendiri sering berdebat dengan Umar Shihab terkait sesatnya Syiah, beliau (Umar Shihab) memang diamanahi sebagai ketua MUI urusan ukhuwah Islamiyah," tandasnya.
Menurut KH, Cholil, Umar Shihab paling rajin berhubungan dengan kedubes Iran atau melakukan kunjungan ke Iran dengan mengajak anggota MUI lainnya. Hanya dirinya (KH. Cholil Ridwan) dan Ustadz Yunahar Ilyas yang tidak pernah mau diajak oleh Umar Shihab untuk melakukan kunjungan ke negeri Syiah Iran.
"Umar Shihab memang mengaku bukan Syiah, namun harus diingat bahwa Syiah ada ajaran taqiyyah. Saya tidak tahu, apakah Umar Shihab sengaja disusupkan Syiah ke dalam MUI atau beliau yang memang jadi alat oleh kalangan Syiah untuk membela ajaran sesat Syiah," tegas ustadz Cholil.
Sementara itu dikatakan Dr. Daud Rasyid, MA, masalah Syiah sudah menjadi duri dalam daging di tubuh umat Islam. Mereka dengan halus menyebarkan ajaran-ajaran sesatnya di kalangan Ahlus Sunnah dengan kedok persatuan (ukhuwah) dan sejenisnya.
Syiah terus-menerus mengklaim, mereka juga bagian dari komunitas kaum muslimin kebanyakan, namun di belakang mereka melakukan tikaman terhadap umat Islam itu sendiri."Syiah Rafidhah itu mainnya halus namun sangat menusuk," ujar pakar hadits itu.
Ustadz Daud Rasyid memaparkan salah satu proyek Syiah di Indonesia yang memanfaatkan media radio untuk menyebarkan paham-paham sesat mereka, namun dikemas dengan cara yang menarik sehingga banyak menipu kaum Muslimin.
Tanpa menyebut nama radio tersebut, ustadz Daud hanya menjelaskan bahwa radio itu terletak di wilayah Cibubur dan merupakan anti tesis dari radio dakwah yang berada tidak jauh dari Cibubur, tepatnya di Cileungsi. Dan pembina utama radio itu, menurut beliau sering melakukan "tasykik" atau membuat keragu-raguan di kalangan umat Islam, khususnya masalah hadits Bukhari-Muslim.
"Kalian semua tahulah apa nama radio itu dan siapa pembinanya, tidak perlu saya sebutkan di sini," ujar ustadz Daud kepada para peserta seminar Al-Quran yang jumlahnya hampir 2.000 an tersebut, sebagian besar mahasiswa.
Dalam sebuah perjalanan, Daud Rasyid mengaku hampir satu jam mendengar pembina radio ini menyebarkan tasykik kepada kaum muslimin, khususnya masalah hadits Bukhari-Muslim. Bagi umat Islam yang awam strategi pembina radio ini bisa memengaruhi pemahamanan mereka terhadap hadits, namun orang yang memiliki pengetahuan tentang hadits tidak bisa tertipu dengan cara-cara tasykik seperti ini," tegas beliau.
Beliau juga menjelaskan untuk menutup-nutupi ke Syiah-an radio ini, pengelola radio memasang banyak ustadz-ustadz dari kalangan ahlus Sunnah untuk berbicara di sana, namun itu semua hanyalah kamuflase. Karena inti dari radio tersebut adalah pembinanya yang memang sering melakukan tasykik terhadap kaum muslimin dan sering mengelabui umat Islam dengan slogan persatuannya.
Ustadz Daud juga menyatakan, bahwa nama beliau juga dicatut oleh radio tersebut, seakan-akan beliau juga mendukung radio itu, bisa jadi dengan ustadz-ustadz yang lain yang juga mereka klaim sebagai pendukung radio mereka.
Kutipan :
Desastian
Rabu, 11 Apr 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar