JAKARTA – Ulama Jawa Timur yang
juga Ketua Bidang Organisasi Al-Bayyinat, Habib Achmad Zein Alkaf
menyayangkan jika ada tokoh NU, Muhammadiyah, habaib, dan para cendekian
muslim lainnya, yang menyatakan Syiah tidak sesat.
Ia juga menegaskan, bahwa tidak ada habib yang masuk atau berpaham
Syiah. Jika ada habib yang masuk Syiah, katanya, dia bukan habib, tapi
mantan habib.
“Saya menyesalkan jika ada kiai NU yang membela Syiah, seperti KH. Said Agil Siraj. Padahal, pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ ari, sudah wanti-wanti agar kaum Nahdhinin berpegang pada empat mazhab, dan tidak dekat–dekat serta berhubungan dengan Syiah,” tandas Habib Zein.
“Saya menyesalkan jika ada kiai NU yang membela Syiah, seperti KH. Said Agil Siraj. Padahal, pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ ari, sudah wanti-wanti agar kaum Nahdhinin berpegang pada empat mazhab, dan tidak dekat–dekat serta berhubungan dengan Syiah,” tandas Habib Zein.
Lebih lanjut, Habib Zein mengatakan, kika ada Kiai NU yang membela
Syiah, apalagi sampai masuk syiah, maka sesungguhnya ia berkhianat
dengan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari.
“Harus diakui, gerakan Syiah di Indonesia sangat terorganisir. Mereka
didukung dana yang besar sekali dari Iran. Dengan dana tersebut,
sebagian tokoh ulama kita didekati , baik dari NU maupun Muhammmadiyah,
habaib dan cendekiawan muslim lainnya. Tokoh-tokoh Islam itu diundang ke
Iran, seraya menunjukkan keberhasilan Revokusi Islam Iran.”
Setelah tokoh-tokoh Sunni pulang dari Iran, mereka pura-pura tidak
tahu, bahkan tidak peduli jika ada anggota keluarga yang digrogoti
Syiah. Seperti diketahui, 90% pengikut Syiah berasal dari keluarga
Nahdhiyyin. Kini, ada tokoh NU yang malah berangkulan dengan tokoh
Syiah, dan membela Syiah.
Slogan Ukhuwah Islamiyah yang didengungkan kelompok Syiah, menurut
Habib Zein, terlalu mengada-ada. “Mereka mengaku umatnya Nabi Muhammad,
tapi kenapa kaum Syiah mencela sahabat nabi dan istri nabi Saw. Kalau
kaum Syiah, ingin ukhuwah , kenapa tidak dilakukan di Iran, bukan di
bumi Ahlusunnah Waljamaah.”
Kenapa di Malaysia dan Brunei, meskipun mereka berhubungan dengan
Iran, tapi aliran Syiah dilarang di Malaysia dan Brunei? “Karena ulama
di Malaysia tidak bisa dibeli oleh apapun,” kata Habib Zein.
Bagaimana dengan di Indonesia, apakah ulama disini bisa dibeli? Wallohu’alam.
source
voaislam/senin,17sep2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar