JAKARTA - Organisasi
Kerohanian Islam atau biasa disingka Rohis kembali mendapat stigma
negatif. Setelah beberapa waktu lalu salah satu stasiun televisi
menyudutkan Rohis sebagai sarang teroris, kini Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin memberikan
pernyaan yang dinilai tidak etis oleh Rohis.
Di sela-sela kegiatan Kongres Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU)
(02/12/2012) ia mengatakan, anak SMU jaman sekarang tidak mengenal
Nahdhatul Ulama (NU), yang dikenal hanya Rohis yang dinilai culun-culun.
Dalam rilis yang dilansir hidayatullah.com, perwakilan Rohis
menilai, apa yang disampaikan Cak Imin tidak pantas, apalagi keluar
dari mulut seorang yang dianggap kader terbaik NU.
"Kita kenal NU memiliki karakter sopan santun, beradab dalam
menyampaikan sesuatu. Stigma radikal yang dialamatkan kepada Rohis oleh
Cak Imin sama sekali tak beralasan. Dia lupa beberapa waktu lalu kala
Rohis di cap teroris, ribuan masa rohis protes turun ke jalan," tulis
Ketua Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia (KAPMI) Jakarta, Fajrul
Syam Arzaninya melalui rilisnya Rabu (05/12/2012).
"Kami anak Rohis menyesalkan ucapan dari pak Menteri Muhaimin
Iskandar yang menyebut kami sebagai radikal dan generasi culun," ujar
Muhammad Farhan, juga pengurus KAPMI Jakarta.
Ia menambahkan jika indikator Rohis dianggap radikal adalah karena
sebagian tidak mengenal NU, mengapa hanya Rohis yang disudutkan?
Sebagai kader NU terlebih lagi ia menjadi pejabat publik, Cak Imin
dinilai telah melupakan nilai luhur NU yang menyadari betul bahwa
pembinaan akhlak dan moral adalah bagian penting dari proses kemajuan
bangsa. Tentunya proses tersebut bukan hanya dilakukan semata-mata oleh
NU sebagai aktor tunggal melainkan melibatkan banyak elemen. Itulah yang
menjadi dasar pemikiran NU sejak dahulu dibawa oleh KH. Hasyim Asyari.
Oleh sebab itu Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia (KAPMI)
mendesak Cak Imin meminta maaf secara terbuka kepada publik khususnya
para aktivis Rohis dan juga alumni-alumni Rohis.
"Kami meminta pak Muhaimin meminta maaf dan menarik kembali ucapannya di depan publik," tulis Farhan.
Lebih lanjut Farhan mengatakan, para pejabat negeri ini sepertinya
harus belajar pada mereka di Rohis. Menurut Farhan, tak mudah bagi
mereka bertahan di Rohis karena godaan dunia remaja itu sangat berat.
Ditambah lagi dengan tuduhan-tuduhan dari berbagai pihak yang sama
sekali tak beralasan. Mereka tetap bersemangat beraktivitas di Rohis,
mengajak teman-teman mereka untuk mengikuti kegiatan yang bermanfaat di
Rohis. Dan tak lupa mereka menorehkan prestasi di kelas.
Seperti diketahui, dalam acara Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
(IPNU) XVII dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) XVI di
Asrama Haji Palembang, kepada pers, Cak Imin mengatakan bila anak-anak
sekolah saat ini tak mengenal NU.
"Siswa-siswi SMA kita kini tidak kenal NU, kenalnya Rohis, yang
hasilnya radikal dan culun-culun itu. Oleh karena itu mari kita benahi
pendidikan, modalnya adalah percaya diri. Kalau tidak percaya diri
jangan pernah ngaku jadi anak buah KH. Hasyim Ashari dan Gus Dur yang
kokoh dan berani," kata Muhaimin saat ditemui di Kongres Pelajar NU,
Asrama Haji Palembang, dikutip okezone.com, Ahad, 02 Desember 2012 juga dimuat di situs resmi NU, www.nu.or.id, Senin (03/12/2012).
source
arrahmah/kamis,6desember2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar