Laman

Selasa, 06 Desember 2011

Siasat Devide Et Impera: GKI Yasmin Gandeng Forum Kaum Munafiqun

 

Bogor (voa-islam) – Tersebarnya pesan singkat (SMS) provokatif dari pihak-pihak yang ingin memperkeruh keadaan, telah mengarah pada upaya mengadu domba antara warga Taman Yasmin dengan Banser NU. Alhamdulillah, SMS itu tak lebih isu murahan. Banser sudah membantah akan membela paksa segel gembok GKI Yasmin.

Terbetik kabar, SMS tersebut berisi isu rencana datangnya 300 personil Banser NU yang akan membuka paksa segel gembok GKI Yasmin. Untungnya, isu tersebut dibantah oleh GP Ansor Kota dan GP Ansor Kabupaten Bogor. Setelah dikonfirmasi, Ketua GP Ansor Kabupaten Bogor Ali Sadikin menegaskan, bahwa kabar Banser NU akan membuka paksa segel gembok GKI Yasmin, adalah isu yang tidak benar dan merupakan provokasi adu domba.

Tapi yang jelas, GKI Yasmin terus berupaya mengadu domba (devite et impera) dengan menggandeng kaum munafik yang menamakan dirinya FMB-BCD (Forum Masyarakat Bogor-Barat Cinta Damai). Forum ini dibentuk oleh Ketua PCNU Bogor Asep Zulfikar.  Suatu ketika, pada hari Ahad (20 November) lalu, Asep Zulfikar  melakukan orasi yang memancing kemarahan warga muslim Bogor Barat. Dalam orasinya, atas dalih toleransi ustadz gadungan itu malah memberi angin kepada pihak GKI Yasmin.Bahkan, menuduh kelompok yang menentang gereja Yasmin sebagai teroris.

“Itu Ustadz bayaran, gereja ingin memecah-belah umat Islam. Kita jangan terpancing. Mereka itu bukan warga dari Curug Mekar(ada kabar didatangkan dari Cianjur),” kata Ahmad Iman, Ketua Forkami, yang meminta umat Islam untuk menahan diri dari upaya provokasi.


Lalu apa motif dari FMBBCD itu? Menurut pemantauan Wakil Sekretaris Forkami Ayu Agustina, terjadi pertemuan tertutup anatara Badan Pengurus GKI Yasmin, pengacaranya dan FMBBCD. Dalam pertemuan itu dibicarakan mengenai:
1)Meminta FMBBCD agar bisa meredam Forkami dan warga Curug Mekar sesuai janjinya dan bisa mempertanggungjawabkan dana yang sudah dipakai.
2) Semua sepakat agar GKI Yasmin tetap berdiri sesuai keputusan MA.
Selanjutnya:
3) Wacana relokasi tidak ada kata sepakat sesuai hasil rapat, dengan begitu FMBBCD harus tetap mendukung berdirinya GKI Yasmin.
4)Terjadi perpecahan antara Hasan Basara yang menuding kelompok Ustadz Asep Zulfikar tidak bekerja, mengakibatkan Gaos keluar meninggalkan tempat dan tidak kembali lagi.
5) FMBBCD menjamin akan menyelesaikan masalah GKI Yasmin dengan merayu arga agar mau menerima GKI,  asal perhitungannya jelas.
Karenanya, Forkami mengingatkan agar masyarakat berhat-hati terhadap forum atau apartai politik yang tidak menguasai fakta dan data, tapi ingin menjadi “pahlawan kesiangan”, tanpa koordinasi dengan warga Curug Mekar (LPM) dan Forkami yang telah bertahun-tahun mengawal kasus ini tanpa tindakan anarkis.
Desastian

kutipan
VOA
Jum'at, 02 Dec 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar