Sudah berkali-kali stasiun televisi swasta nasional Metro TV menyiarkan liputan tentang mahasiswa dan pelajar Indonesia yang belajar Yaman, negara timur tengah yang terletak di Jazirah Arab yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi dan laut merah.
Tapi yang sangat di sayangkan dalam liputannya, banyak fakta–fakta yang tidak di muat secara proporsional, seolah-olah mereka menggambarkan bahwa Yaman adalah negara yang sangat berbahaya dan Yaman bisa menjadi ancaman serius bagi NKRI, Lebih dari itu bahkan lembaga pendidikan pun tak luput menjadi sorotan mereka, dan salah satunya Universitas Al-Iman.
Di antara pemberitaannya yang dimuat di acara Jurnalist on Duty, Universitas Al-Iman disebut sebagai kampus oposisi yang beraliran Al-Qaida dan dipimpin oleh seorang yang dituduh terlibat jaringan Al-Qaida, di tambah lagi bahwa pemerintah tidak memberikan izin tinggal kepada mahasiswa yang belajar di sana. Lebih parah lagi mereka mengatakan bahwa banyak sisa-sisa reruntuhan bekas serangan tentara Amerika ke Universitas tersebut, padahal reruntuhan itu sisa-sisa gempuran tentara mantan presiden Ali Abdullah Saleh untuk meredam aksi protes besar-besaran yang ingin menggulingkan dirinya beberapa waktu lalu.
Dan kenyataan yang ada di lapangan lebih jauh berbeda dari apa yang mereka beritakan, bisa dibilang bahwa pada dasarnya Universitas Al-Iman adalah korban kepentingan politik kotor semata. Syekh Abdul Majeed Azzendany seorang ulama besar Yaman yang terkenal sebagai pioner i’jaz i’lmi di dunia islam dan juga menjabat sebagai ketua badan persatuan ulama Yaman, dan beliau juga termasuk anggota Majlis Syuro salah satu partai oposisi terbesar di Yaman dan barang tentu beliau selalu krtis terhadap kebijakan – kebijakan yang diambil pemerintah. Otomatis perang dingin pun terjadi di kedua belah pihak. Perlu kita juga ketahui bahwa Amerika negara yang sangat memusuhi Islam memanfaatkan situasi ini dengan menuduh beliau terlibat jaringan Al-Qaida, yang hanya “berdalilkan” tulisan yang di muat di koran resmi Yaman yang notabene koran pemerintah.
Syekh Abdul Majeed Azzendany sendiri pernah membantah dan mengadukan masalah ini kepada presiden waktu itu Ali Abdullah Saleh dan menuntut presiden membersihkan nama baiknya, malah presiden Saleh waktu itu berjanji untuk membersihkan namanya, sebagaimana di kutip surat kabar Al-Bayan edisi 18 September 2005.
Dan pastinya dengan adanya tuduhan seperti ini pemerintah setempat semakin leluasa untuk lebih bisa menekan pergerakan tokoh kritikus ini, di antaranya dengan menyudutkan Universitas Al Iman yang dipimpinnya.
Kasus peledakan Saepudin Zuhri (SJ) pun tak luput dari perhatian mereka. SJ yang pernah mampir beberapa waktu di Al-Iman juga dikait-kaitkan dengan Al-Iman, padahal dia hanya belajar satu tahun di Al-Iman dan dia tidak belajar sampai selesai di Al Iman malah pindah ke kampus Yemenia yang ada kota Sana’a di Yaman dan menyelesaikan studinya S1-nya di sana. Sehingga oleh karena itu kita tidak bisa langsung memvonis bahwa Al-Iman adalah lembaga beraliran Al-Qaida yang memproduksi teroris. Karena bisa jadi dia keluar sebelum waktunya karena dia tidak sefaham dan sejalan dengan kurikulum dan pelajaran yang ada di Al-Iman.
Dan baru-baru ini kita tahu bahwa pelaku peledakan bom di indonesia eksekutornya adalah pelajar yang belajar di sekolah umum tetapi lembaga mereka tidak pernah disalahkan dan diekspouse bahkan yang mengherankan kampus Yemenia tempat SJ menyelesaikan S1nya tidak pernah diungkit-ungkit sebagaimana yang mereka lakukan terhadap Univ. Aliman.
Dan mungkin bisa kita bilang SJ ini merupakan salah satu oknum yang tidak bertanggung jawab oleh karena itu kita tidak bisa memukul rata bahwa setiap pelajar yang belajar di Al Iman adalah teroris. Dan kita tahu bahwa polisi, tentara dan pegawai negri jika ada anggotanya melanggar dan menyimpang yang disalahkan bukan lembaganya tapi individunya. Apalagi Al Iman sebagai lembaga pendidikan islam tidak pernah mengajarkan pemahaman seperti itu.
Dan bagaimana bisa Univ. Al Iman di tuduh sebagai markas Al Qaeda, padahal kampus Univ. Al-Iman adalah salah satu kampus swasta yang terakreditasi di kementerian pendidikan tinggi Yaman dengan Akreditasi No 28 tahun 1993, tertanggal 14 Sya’ban 1414 H yang bertepatan dengan tanggal 17 Desember 1993 M. berlokasi di jantung ibu kota Sana’a yang bersebelahan dengan markas militer Yaman dan memiliki lebih dari enam ribu mahasiswa dan memiliki kampus cabang hampir di setiap provinsi di Yaman, jadi jika ada tuduhan bahwa Univ. Al iman adalah sarang Al-Qaida secara tidak langsung mereka menuduh lebih dari enam ribu mahasiswa Yaman terlibat jaringan Al-Qaida dan juga menuduh pemerintah Yaman melegalkan lembaga yang berafiliasi kepada dan tentunya kami juga sangat khawatir dengan pemberitaan yang seperti ini bisa berdampak negatif kepada hubungan kedua negara.
Entah apa yang di inginkan mereka dari pemberitaan yang bias seperti ini, mereka juga melakukan liputan di kampus tersebut tanpa izin dan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak akademinya, apakah mereka hanya bertujuan menaikkan rating dan mengajarkan keuntungan semata atau mereka mempunyai hidden agenda lain, atau sengaja ingin membenturkan sesama kelompok Ahli Sunnah seperti dengan menyebutkan bahwa mahasiswa Al Iman tidak disukai oleh kalangan Sunni Sufi, sebagai pengalihan isu Syi’ah yang sedang populer sekarang ini.
Oleh karena itu kami menuntut pihak Metro TV agar memulihkan nama baik dan mengklarifikasi pemberitaan yang mereka muat di acara Journalist on Duty khususnya yang berkaitan dengan Univ. Al Iman.
Sana’a 14 maret 2012
Dewan Pengurus Wilayah Sana’a Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman (DPW PPI San’a)
Kutipan :
VoA-Islam
Kamis, 15 Mar 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar