BOGOR - Salah satu pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Muhyidin Junaidi menilai pernyataan Wapres Boediono tentang pengaturan suara adzan justru tidak sesuai dengan aturan syariat Islam.
Alasannya, seorang muadzin (orang yang
biasa mengumandangkan adzan) saat mengumandangkan adzan memang harus
bersuara keras agar terdengar jelas.
Sudah keras saja masih banyak yang tidak salat. Apalagi kalau suaranya pelan. Wapres tidak usah bicara teknis lah. Ini tidak ada relevansinya
"Betapa banyak orang yang mendapat
hidayah setelah mendengar suara adzan. Bilal bin Rabah, muadzin pertama
terpaksa naik ke Ka’bah untuk menyuarakan adzan," terang Ketua Bidang
Hubungan Luar Negeri ini, Senin (30/4/2012).
Namun, lanjut dia, muadzin perlu
melakukan pengaturan waktu yang pas tentang penggunaan pengeras suara.
Itu agar tak mengganggu orang lain. Hal tersebut juga berlaku saat
pembacaan wirid, nasyid dan acara keagamaan lainnya.
"Sudah keras saja masih banyak yang
tidak salat. Apalagi kalau suaranya pelan. Wapres tidak usah bicara
teknis lah. Ini tidak ada relevansinya," tegasnya.
Lebih baik atur Lady Gaga ketimbang adzan!
Menurutnya, seharusnya pemerintah lebih
fokus membenahi moral generasi muda yang kian tergerus budaya asing.
Muhyidin mencontohkan rencana konser Lady Gaga di Jakarta, Juni
mendatang.
Lebih baik, kata Muhyidin, pemerintah
mengatur tata cara berpakaian dan aksi panggung penyanyi yang selalu
tampil eksentrik dan seksi itu. "Lebih baik atur Lady Gaga ketimbang
adzan!" tandasnya.
Kutipan :
Widad/jpn/ VoA-Islam
Rabu, 02 May 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar