Laman

Senin, 19 Maret 2012

Ustadz Hartono: Lembaga yang Menjual Paham Pluralisme Harus Ditolak


JAKARTA  - Apel siaga laskar Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA) di tugu proklamasi dihadiri tokoh-tokoh PKB seperti Muhaimin Iskandar dan Marwan Jafar.

Harusnya berdirinya laskar ASWAJA ini menjadi kabar gembira bagi umat Islam Ahlus Sunnah, apalagi saat ini umat Islam sedang mengalami badai pendangkalan ‘aqidah dengan banyaknya aliran sesat seperti Syi’ah dan maraknya pemikiran liberal .
Namun mendengar pernyataan Marwan Jafar Ketua Dewan Pembina Laskar Ahlus Sunnah wal Jamaah justru sangat mengecewakan umat Islam. Seperti dilansir JPNN Marwan justru menyatakan akan memperjuangkan pluralisme.

"Itu sudah mencerminkan Indonesia. Kita pasti perjuangkan pluralisme. Indonesia jangan sampai pecah karena kekerasan berbasis agama. Kita akan lawan gerakan-gerakan yang mengarah ke arah perpecahan," ungkap ketua Fraksi PKB itu.

Padahal seperti diketahui bahwa sejak 2005 MUI pusat sudah mengeluarkan fatwa bahwa pluralisme, liberalisme dan sekularisme agama bertentangan dengan Islam dan haram mengikuti paham tersebut apalagi sampai memperjuangkannya.

Menanggapi pernyataan Ketua Dewan Pembina ASWAJA Marwan Jafar, peneliti dan pemerhati aliran sesat ustadz Hartono Ahmad Jaiz mengatakan bahwa hal tersebut justru menjadi problem bagi umat sebab pluralisme adalah kemusyrikan baru dalam Islam.

“ASWAJA (Ahlus Sunnah wal Jamaah) itu istilah dalam Islam  sedangkan pluralisme agama itu menyalahi ayat terutama Surat Ali Imran ayat 19 dan 85. Ketika ada lembaga yang menamakan Ahlus Sunnah wal Jamaah kemudian menyalahi ayat ini menjadi problem bagi umat ini, karena kalau kita menghadapinya sama dengan manghadapi teman sendiri tetapi kalau tidak dihadapi nantinya menjadi kabur, dia berjualan kemusyrikan, pluralisme agama itu dalam Islam adalah kemusyrikan baru,” jelas pemred situs nahimunkar kepada voa-islam.com Senin (19/3/2012).

Ustadz Hartono, sapaan akrabnya juga menyatakan umat Islam harus menolak kemusyrikan pluralisme meski lembaga yang mengusungnya mengaku sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah.
“Kalau ada lembaga yang namanya ASWAJA lalu menjual kemusyrikan pluralisme maka harus ditolak. istilah-istilah itu harus didudukkan sehingga umat Islam tidak tertipu seakan-akan itu benar padahal itu mengandung bahaya yang menyangkut akidah,” ungkap penulis buku-buku Islam ini.

Maka sangat beralasan jika ustadz Hartono mewanti-wanti jangan sampai para pemimpin ormas Islam tidak memahami Islam seperti Ruwaibidhoh dalam hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Inilah yang dikhawatirkan di dalam hadits:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَمَامَ الدَّجَّالِ سِنِينَ خَدَّاعَةً يُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيَتَكَلَّمُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الْفُوَيْسِقُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Sebelum munculnya dajjal akan ada beberapa tahun munculnya para penipu, sehingga orang jujur didustakan sedangkan pendusta dibenarkan. Orang yang amanat dikhianati sedangkan orang yang suka berkhianat dipercaya, dan para ruwaibidhoh angkat bicara", ada yang bertanya, apa itu ruwaibidhoh?, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Orang fasik yang ia berbicara tentang persoalan publik" (H.R. Ahmad, Abu Ya’la, Al-Bazar sanadnya jayyid).

Itulah peringatan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kalau tidak paham tentang pluralisme, kedudukannya dalam Islam sedangkan dia memimpin ASWAJA , jangan-jangan termasuk dalam hadits ini. Jadi itu bahaya bagi orang yang tahu ilmu. Di dalam Islam ini orang berbicara itu juga dicatat apalagi memimpin suatu organisasi,” tandasnya. 

Kutipan :
Ahmed Widad / VoA-Islam
Senin, 19 Mar 2012 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar