JAKARTA - Anggota
Komisi III DPR RI, Aboe Bakar alHabsyi, meminta Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai menahan diri. Hal itu
lantaran Mbai dianggap terlalu banyak menyampaikan opini ataupun
informasi yang kurang tepat dikonsumsi publik.
Dia mencontohkan mengenai peringatan adanya ancaman bom di gedung
parlemen senayan. Menurut Aboe, bila informasi tersebut memang valid,
seharusnya disampaikan kepada Densus 88 atau Tim Jihandak, sehingga bisa
menjadi antisipasi.
"Pak Ansyaad harus menahan diri, jangan terlalu banyak menyampaikan
opini, lebih baik berkoordinasi," tulis Aboe Bakar dalam keterangan
resmi yang dilansir Republika, Ahad (9/9).
Koordinasi dengan pihak terkait, lanjut Aboe, akan lebih baik dari
pada mengumbar data intelejen kepada masyarakat. Hal itu lantaran
informasi mentah, terkait data intelejen yang dikonsumsi publik, dapat
berdampak buruk. Seperti terjadi kepanikan, keresahan, dan ketakutan.
"Nah, apakah statemen yang seperti ini tidak akan menimbulkan teror," ujarnya.
Pada kritikan lain, Aboe juga mengoreksi pernyataan Ansyaad bahwa bos
semua teror yang terjadi belakangan adalah Abu Bakar Baasyir. Baasyir
dianggap memimpin semua teror yang terjadi dan mengendalikannya di balik
jeruji penjara.
Opini tersebut, menurut Aboe, dapat menimbulkan distrust
kepada pihak lapas. Hal itu karena pihak lapas seolah kebobolan
membiarkan tahannya bebas berkomunikasi dengan pihak luar. Apalagi dalam
opini tersebut bahwa komando yang diberikan Baasyir menggunakan pesan
singkat telepon genggam.
"Inikan tidak baik, seolah lapas memberikan keistimewaan kepada Baasyir untuk menggunakan hp," kata dia.
source
arrahmah/ahad,9september2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar