Jakarta. Tujuh orang yang diduga menjadi korban pencabulan Habib Hasan menjalani pemeriksaan psikologis. Ketujuh korban kini mengalami perubahan dari segi fisik dan mentalnya pascakejadian tersebut.
"Yang jelas mereka sekarang jadi pendiam, minder, males. Fisik dan perilaku berubah semua," kata konselor korban, Edhi Wahidi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/3/2012).
Bahkan menurut Edhi, salah satu korban yang sudah ia kenal sejak lama, mengalami perubahan perilaku yang sangat drastis.
"Saya kenal, korban setelah tahu perilaku sebelumnya seperti apa, saya nangis," kata dia.
Edhi mengatakan, ketujuh korban diperiksa psikolog di P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Provinsi DKI Jakarta di Pulogadung.
"Di sana diperiksa 3 jam, baru tahap awalnya saja," ujarnya.
Pemeriksaan psikologi tersebut, kata dia, baru tahap permulaan. "Baru prolog dan mereka sangat kooperatif. Ini juga untuk membantu pemulihan korban," imbuhnya.
Ia berharap, pemeriksaan psikolog tersebut dapat memulihkan kondisi kejiwaan para korban. "Kita harap recovery psikis korban, karena ritme tubuh dan mentalnya terganggu. Untuk anak seusia gitu kan belum waktunya mengenal hal-hal yang seperti itu, bahaya itu," paparnya.
Rencananya, Senin 12 Maret 2012 dipanggil lagi. "Untuk disuruh datang ke sana," lanjutnya
"Yang jelas mereka sekarang jadi pendiam, minder, males. Fisik dan perilaku berubah semua," kata konselor korban, Edhi Wahidi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/3/2012).
Bahkan menurut Edhi, salah satu korban yang sudah ia kenal sejak lama, mengalami perubahan perilaku yang sangat drastis.
"Saya kenal, korban setelah tahu perilaku sebelumnya seperti apa, saya nangis," kata dia.
Edhi mengatakan, ketujuh korban diperiksa psikolog di P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Provinsi DKI Jakarta di Pulogadung.
"Di sana diperiksa 3 jam, baru tahap awalnya saja," ujarnya.
Pemeriksaan psikologi tersebut, kata dia, baru tahap permulaan. "Baru prolog dan mereka sangat kooperatif. Ini juga untuk membantu pemulihan korban," imbuhnya.
Ia berharap, pemeriksaan psikolog tersebut dapat memulihkan kondisi kejiwaan para korban. "Kita harap recovery psikis korban, karena ritme tubuh dan mentalnya terganggu. Untuk anak seusia gitu kan belum waktunya mengenal hal-hal yang seperti itu, bahaya itu," paparnya.
Rencananya, Senin 12 Maret 2012 dipanggil lagi. "Untuk disuruh datang ke sana," lanjutnya
(mei/ndr)
Kutipan :
Selasa, 06/03/2012 18:54 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar